Asalkan berani mencoba, SEFT bisa diterapkan pada keluhan apapun. Karena rasa ingin menolong yang besar, Hendrik Nasution, memberanikan diri untuk mencoba pada pasien yang tangganya sudah puluhan tahun tidak bisa digunakan menulis. Pasien ini bertemu Hendrik di sebuah hotel berbintang lima di Jakarta. Pasien mengaku menjadi pengajar bahasa inggris sukses. Tapi dia punya keluhan, tidak bisa menulis.
Kelumpuhan tangannya itu mulai dirasakan sejak tahun 1967. Tanpa ada kejadian yang berarti, tiba – tiba tangannya tidak bisa digunakan untuk menulis. Padahal waktu itu dia sedang berencana menulis surat untuk istrinya. Karena jarak yang jauh, pasien ini memutuskan untuk berkomunikasi lewat surat. Tapi karena tangannya tidak bisa menulis lagi, akhirnya dia hanya bisa menelan kekecewaannya.
Kepada Hendrik pasien mengaku, berbagai pengobatan sudah dicoba tetapi tidak mendapatkan hasil.
Dan pengobatan yang dilakukan dengan teknik SEFT, terjadi waktu SEFTer Hendrik bertemu pasien di musholla hotel. Setelah selesai sholat berjamaah, dia cerita tentang masalah tangan kanannya yang tidak bisa digunakan untuk menulis. Kemudian Hendrik mencoba terapi SEFT satu putaran dengan 18 titik.
Jika Tuhan berkehendak, memang tidak ada yang bisa menghalanginya. Karena hanya dengan satu putaran lengkap, tangan si pasien langsung bisa digunakan menulis.
Kegirangan tak tertahankan terlihat dari wajah lelaki setengah baya itu.
“Alhamdulillah, tulisan pertama yang akan saya rangkai adalah surat cinta untuk istri saya,” tutur si pasien. Hendrik hantya tesenyum. Mengharukan.
Hendrik Nasution, Alumni SEFT Jakarta.